Belum sempat aku berfikir
Matahari telah tampak tinggi
Sinarnya redup menembus mata
Terasa hangat, menusuk sampai ke hati
Membelah ruang yang tak berbayang, yang tak patut untuk bernafas
Tak patut pula untuk tak bernafas
Sebab disini udara menggumpal
Dan tak bijaksana
Kilau embun berlalu menyisir kelam
Masih ada sisa hujan semalam
pelangi tersungging tanpa warna
Mengusik tangis yang tak kunjung reda
Di sudut langit yang tampak seperti kaca
Airmata menguap dan berwarna
Disana awal cerita
Di tempat yang katanya paling mulia
Awal dari berbagai bunga
Ada bunga yang terpatri
Ada bunga yang tak jadi
Ada pula mimpi yang tak bersemi
Kuncupnya memudar sebelum berkembang,
memudar semalam,
hilanghingga fajar datang
pudar dan menghilang
Padamu aku beri tahu
Hatiku membiru campur debu,
kala malam beradu,
siang menelan,
waktu bertuba
seorang anak kecil mengusap air mata
0 comments:
Post a Comment